Start from something small, and then grows and blooms together into something grand and beautiful.
Salam Rancage yang berarti Sekolah Alam Kreatif awalnya adalah sebuah bank sampah yang ada di Sekolah Alam Bogor yang dimulai di tahun 2009. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga untuk merawat lingkungan dari mengumpulkan dan memilah sampah. Orang-orang yang mengikuti programnya dapat menukar sampahnya dengan sejumlah uang.
Tetapi sampah malah makin menumpuk dan tidak ada solusinya. Akhirnya, pendiri dari Salam Rancage, Aling Nur Naluri dan A.A.I Tri Dewi Permana, mempunyai ide untuk membuat kerajinan dari koran , salah satu sampah yang tersedia paling banyak. Tim dari Salam Rancage bereksperimen dan berkreasi untuk membuat benda-benda dari koran bekas. Setelah banyak mencoba, ditemukanlah Teknik yang tepat untuk membuat anyaman dari kertas koran.
Di tahun 2012 mereka membutuhkan tenaga kerja untuk membantu mengerjakan kerajinan-kerajinan dari kertas koran tersebut. Akhirnya direkrutlah beberapa ibu-ibu dari desa Sidangsari. Sebuah desa di Bogor yang penduduknya mempunyai penghasilan yang kecil dan kesusahan untuk menghasilkan biaya untuk hidup. Program ini bertujuan untuk memberikan kecukupan di keuangan, kehidupan social, dan kebersihan lingkungan.
From one thread
Pada awalnya ada beberapa orang Ibu-ibu rumah tangga yang direkrut dan diajari untuk menganyam koran oleh Salam Rancage. Dengan mengajarkan beberapa ibu-ibu ini diharapkan bisa membantu mereka untuk mencari nafkah untuk kebutuhannya dan keluarganya.
Tetapi setelah beberapa lama, hanya tinggal satu orang saja yang bertahan di Salam Rancage, yaitu Ibu Atmah. Beliau akhirnya berhasil mengajari ibu-ibu lainnya di desanya untuk menganyam.
Added another one, and another one, until fully connected and grow together
Dengan masuknya pesanan-pesanan dari klien Salam Rancage, kehidupan dari ibu-ibu ini mulai terbantu. Akhirnya Ketika ada pesanan yang jumlahnya lumayan banyak, satu desa itu bergotong-royong untuk mengerjakannya.
Mereka membagi tugas, ada yang memotong koran, ada yang melinting korannya, ada yang mengelem, dan ada yang menganyam korannya. Semuanya kebagian tugas dengan rata. Mereka mengerjakannya di rumahnya masing-masing karena masih harus memasask dan menjaga anak, tetapi terkadang mereka menegrjakannya sambil berkumpul di salah satu rumah warga. Mereka mengerjakan pekerjaannya dengan senang, bersenda gurau, Bahagia.
Setelah pesanannya jadi, uang yang mereka terima pun untuk keluarga dan untuk desa itu sendiri. Ibu-ibu itu bisa membantu menanggung biaya rumah tangga, yang tadinya hanya ditanggung oleh suaminya.
Dengan menjadi pengerajin barang recycle, mereka jadi mempunyai nilai-nilai lebih untuk merawat dan menjaga lingkungan. Ibu-ibu di desa itu mulai berkebun sayur untuk kebutuhan warga di desa itu, mereka juga mulai melakukan kerja bakti setiap minggu untuk membersihkan sungai dan desa. Semua itu dibiayai dari kantong mereka sendiri, yang didapat dari membuat anyaman kerta.
Collaboration
Sustainability dan women empowerment, adalah nilai-nilai yang sama-sama dianut oleh GodVibes dan Salam Rancage.
Ketika tim dari Salam Rancage dan GoodVibes bertemu, keduanya sama-sama berjuang untuk mencetuskan sebuah ide yang dapat mewujudkan nilai-nilai tersebut. Dan terjadilan sebuah kolaborasi antara Salam Rancage dan GoodVibes yang menghasilkan sebuah packaging hampers yang terbuat dari anyaman kertas majalah.
Tujuan dari kolaborasi ini, selain memperluas koneksi dan menambah teman baru juga untuk mewujudkan nilai-nilai sustainability yang didapat dari penggunaan sampah yang di daur ulang dan juga women empowerment, dengan membantu Ibu-ibu di desa Sidangsari.
Ikatan yang baik adalah sebuah pertemanan yang menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang terbaik dan menantang kita untuk tumbuh dan berkembang menjadi yang lebih baik lagi.
Sama seperti GoodVibes dan Salam Rancage yang bekerja sama untuk menjadi yang terbaik dalam mendukung Gerakan ramah lingkungan dan emansipasi Wanita.
