This site has limited support for your browser. We recommend switching to Edge, Chrome, Safari, or Firefox.

Hopeful, A Raya Hampers Series is Available March 2023

Festival Ili-Ili 2022: Panggilan Aksi untuk Konservasi Air

 

 

Membahas Tentang Upaya Konservasi Air, GoodVibes berkesempatan untuk mewawancarai Fransisca Callista, Seorang Kurator yang juga berkecimpung sebagai pelestari.

 

Fransisca menjadi salah satu pendiri dari Pasar Papringan di Temanggung, dan pada tahun lalu, beliau juga bercerita secara detail kalau ia berpartisipasi di di Festival Ili-Ili, sebuah festival yang diadakan di Di Kecamatan Ngadirejo, Temanggung, Festival ini bukan semata perayaan semata, melainkan sebuah panggilan aksi untuk melestarikan air dan alam melalui perpaduan budaya, pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas.

 

 

Latar Belakang dan Tantangan Lingkungan

 

Penggagas Festival Ili-Ili memiliki latar belakang ide yang kuat, yakni keprihatinan mendalam terhadap kesejahteraan manusia dan alam, serta masalah ekologis yang semakin meruncing, terutama dalam hal pengelolaan air, khususnya di wilayah Temanggung. Seiring dengan perkembangan masyarakat, kebutuhan manusia akan air terus meningkat, namun nilai-nilai tradisional seringkali terkikis, mengakibatkan ketidakseimbangan ekologis yang mengkhawatirkan.

 

Inspirasi dari Tirta Mulya Adiraja (TMA)

 

Inspirasi untuk Festival Ili-Ili bermula dari sebuah acara sebelumnya pada tahun 2019, yaitu Tirta Mulya Adiraja (TMA), sebuah tradisi yang melibatkan ritual berdoa dan berbagi air dari 20 mata air di Temanggung. Semangat dari TMA diintegrasikan ke dalam Festival Ili-Ili 2022, dengan pendekatan yang lebih independen dan terkurasi.

 

Kelima desa di Kecamatan Ngadirejo, yaitu Ngadirejo, Giripurno, Purbosari, Tegalrejo, dan Gondangwinangun, turut serta dalam perhelatan festival ini. Setiap desa memiliki potensi dan tantangan masing-masing terkait dengan konservasi air dan alam. Sumber daya lokal diidentifikasi dan berbagai kegiatan direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik unik masing-masing desa. Kolaborasi dan kemitraan dibangun dengan beragam pihak terkait untuk mendukung jalannya festival ini.

 

Peran LABDes dalam Konservasi

 

LABDes, sebuah inisiatif kewirausahaan sosial yang menghubungkan komunitas desa, pemerintah, dan berbagai pihak lainnya, memiliki peran penting dalam Festival Ili-Ili 2022. Inisiatif ini diprakarsai oleh Fransisca Callista, yang juga menjabat sebagai kurator Festival Ili-Ili 2022. Didukung oleh dana desa, LABDes memberikan berbagai bentuk dukungan dalam beragam sektor, termasuk keamanan pangan, perbaikan rumah, serta pengelolaan situs-situs bersejarah dan budaya.

 

 

Festival Ili-Ili, Acara dimana Memperingati Budaya, Pengetahuan, dan Kreativitas Penting Untuk  Menyelamatkan Lingkungan

Kompetisi sebagai Sarana Edukasi

 

Dalam semangat untuk membuat festival semakin meriah, diadakan berbagai kompetisi yang tidak hanya mendukung jalannya acara, namun juga menjadi alat edukasi bagi masyarakat. Dengan tema konservasi air dan slogannya "Mensyukuri Nikmat Dengan Merawat," kompetisi tersebut terdiri dari desain grafis dan film dokumenter. Para pemenangnya diumumkan dan diberikan penghargaan selama festival, serta hasil karyanya dipamerkan dalam acara tersebut.

 

Jelajah Desa: Meningkatkan Keterlibatan Warga

 

Salah satu kegiatan yang patut dicontoh adalah "Jelajah Desa," yang memfasilitasi proses pembelajaran tentang potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing desa. Dalam program ini, para pengunjung dan warga desa dapat melihat lebih dekat segala aspek kehidupan desa dan berinteraksi satu sama lain.

 

Sarasehan: Diskusi untuk Perlindungan Air

 

Festival Ili-Ili juga mengadakan Sarasehan, rangkaian diskusi yang mengangkat isu-isu mendesak yang dihadapi oleh desa-desa sekitar. Para pembicara dengan beragam latar belakang memberikan sudut pandang dan pengetahuan mereka tentang konservasi air. Diskusi-diskusi ini menjadi landasan sebelum mencapai kesepakatan dalam Musyawarah Ageng mengenai bagaimana melindungi dan melestarikan sumber air.

 

Dimulai dengan Sarasehan Alit Hilir yang membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan air dan lingkungan hidup dengan melibatkan perwakilan dari 20 desa di Kecamatan Ngadirejo. Diskusi-diskusi ini diadakan di dua lokasi, yakni Giripurno untuk desa-desa di hulu dan Ngadirejo untuk desa-desa di hilir.

 

Diskusi kemudian dilanjutkan dalam Sarasehan Madya Hulu, yang berfokus pada topik dari Sarasehan Alit,  dengan melibatkan lebih banyak peserta dan pemangku kepentingan. Diskusi-diskusi ini diadakan di tiga lokasi, yaitu Purbosari untuk desa-desa di hulu, Tegalrejo untuk desa-desa di tengah aliran sungai, dan Ngadirejo untuk desa-desa di hilir. Melibatkan pembicara-pembicara ahli untuk memberikan wawasan dan masukan lebih lanjut tentang konservasi air.

 

Musyawarah Ageng menjadi titik akhir dari serangkaian Sarasehan dan menghasilkan kesepakatan akhir mengenai konservasi air yang berkelanjutan di Temanggung. Diskusi ini berlangsung di Ngadirejo dan dihadiri oleh semua peserta dan pemangku kepentingan dari Sarasehan sebelumnya, termasuk Bupati Temanggung. Diskusi ini juga menjadi ajang untuk mengkaji dan menyempurnakan rancangan kesepakatan dan rekomendasi yang telah disusun sebelumnya.

 

Hasil Musyawarah Ageng dan Komitmen Bersama

 

Hasil dari keseluruhan proses ini menciptakan sejumlah rekomendasi yang komprehensif dan menjadi landasan untuk meningkatkan praktik konservasi air yang berkelanjutan di Temanggung. Selain itu, seluruh pihak yang terlibat menandatangani sebuah deklarasi komitmen dan kerja sama yang bersama-sama mereka bangun. Deklarasi ini menjadi simbol pengakuan dan apresiasi terhadap upaya-upaya konservasi air yang telah ada, serta komitmen untuk mendukung dan terlibat aktif dalam pelestarian sumber air, serta menegaskan tekad untuk menjaga kesepakatan ini.

 

Puncak Festival: Ritual Tirta Mulya Adiraja

 

Puncak dari Festival Ili-Ili adalah ritual Tirta Mulya Adiraja, sebuah upacara doa dan penyucian dengan mengumpulkan air dari 20 sumber di Temanggung. Air tersebut disatukan, diberkati, dan dibagikan kepada masyarakat sebagai simbol rasa syukur dan harmoni. Ritual ini juga diramaikan dengan pertunjukan seni budaya dan pameran yang memamerkan kreativitas serta keragaman masyarakat setempat.

 

Festival Ili-Ili 2022 berhasil menghadirkan karya dan cerita dari para peserta dan penyelenggara yang berkomitmen menyelesaikan masalah lingkungan. Festival ini menekankan bahwa menjaga alam adalah bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta. Mari mensyukuri nikmat dengan merawat alam, dan semoga festival ini menginspirasi lebih banyak orang untuk berkontribusi dalam melestarikan air dan alam kita.

 

 

Cart

No more products available for purchase

Your cart is currently empty.